Jumat, 06 September 2013

CONTOH LAPORAN KKL

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Lulusan sebuah perguruan tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge, skill of thinking, management skiil, dan communication skill. Sinergisme keempatnya akan tercermin melalui kemampuan lulusan dalam kecepatan menemukan solusi atas persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan yang dihadapi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi dibidang ilmu agama dan kemasyarkatan serta merupakan bagian dari satuan sistem perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Dalam hal ini, baik secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam proses mekanisme pembangunan bangsa melalui penerjunan mahasiswa ke perusahaan-perusahaan dalam bentuk Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang merupakan upaya partisipasi aktif dalam memperoleh wawasan baru.
Kuliah Kerja Lapangan sebagai realitas Tridarma Perguruan Tinggi dan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan kegiatan intra kulikuler yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa yang akan menyelesaikan program studi sarjana (S1). Disamping KKL bagi mahasiswa merupakan sarana belajar secara langsung mengenai berbagai hal yang terdapat di perusahaan-perusahaan manufaktur yang dikunjungi.

B.     Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan disusunnya laporan KKL ini adalah sebagai berikut:
1.      Mendapatkan pengalaman praktis aplikatif dan implementatif dalam rangka pengembangan ilmu.
2.      Memberikan gambaran secara langsung tentang kelembagaan keuangan syariah bank dan non bank.
3.      Mengembangkan jiwa enterpreneurship.
4.      Membina dan mengembangkan sikap profesionalisme.
5.      Memperkaya wawasan menjadi seorang wirausahawan.

C.    Metode Pengumpulan Data
 Adapun penyusunan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini penulis memperoleh data yang ada dengan cara :
  1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas gejala – gejala (fenomena) yang sedang diteliti. Metode observasi ini dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan secara sistematis dan mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi yaitu PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (Cabang Pasuruan), Krisna Bali (Cok Konfeksi) dan Angga Cahaya Dewata Garment tentang produk dan kegiatan produksinya.
  1. Metode Interview
Interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Interview dilakukan pada saat observasi berlangsung dengan bagian pemasaran dan publikasi pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (Cabang Pasuruan), Krisna Bali (Cok Konfeksi) dan Angga Cahaya Dewata Garment guna mendapatkan informasi dan data mengenai produk dan media promosi selama ini.
BAB II
PROFIL LEMBAGA/ PERUSAHAAN

A.    PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (Cabang Pasuruan)
1.      Alamat Perusahaan: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Pasuruan Jl. Raya Beji Km. 32 Desa Cangkring Malang Bangil, Pasuruan Jawa Timur,Indonesia.
2.      Website Perusahaan: www.indofoodcbp.com
3.      Visi dan Misi Perusahaan:
VISI
·         Produsen Barang-barang Konsumsi yang Terkemuka.
MISI
·         Senantiasa melakukan inovasi, focus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi.
·         Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan.
·         Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami.
·         Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.
·         Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan.

4.      Tujuan Kelembagaan:
·         Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial.
·         Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit.
·         Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.
·         Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi persaingan pasar.
·         Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.
·         Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

5.      Struktur Organisasi Perusahaan:

               









6.      Dewan Komisaris PT.Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
President Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Independent Commissioner
Independent Commissioner
Independent Commissioner

7.      Dewan Direksi PT.Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

President Director
Director
Director
Director
Director
Director
Director
Director
Director


B.     Krisna Bali (Cok Konfeksi)
1.      Alamat Perusahaan: Jl. Nusa Indah No. 77 Denpasar – Bali
2.      Website Perusahaan:
Ø  www.cokkonfeksi.com
3.      Visi dan Misi Perusahaan:
VISI
·         Untuk menjadikan kumpulan perusahaan berstandar International dengan tetap berpegang pada kearifan dan norma-norma luhur



MISI
·         Memberikan barang dan jasa berkualitas tinggi di segala bidang yang membuat kami dijadikan pilihan utama sebagai mitra usaha.
·         Memberikan pengarahan, dan pertolongan secara intensif kepada anak perusahaan.
·         Dengan bijaksana mengadakan kerjasama yang baik diantara anak perusahaan.
·         Menyesuaikan diri secara dinamis terhadap perubahan.
·         Secara terus menerus mengembangkan barang dan jasa yang inovatif untuk perkembangan pelanggan kami dalam moril maupun material.
4.      Lembaga- lembaga yang tergabung dalam Krisna (Cok Konfeksi) adalah:
a.       Cok Konfeksi
b.      Krisna oleh-oleh khas Bali
c.       Krisna Auto Gallery
d.      Krisna Moda Bridal & Spa
e.       Krisna Bali Wisata
f.       Krisna Art Gallery

C.    Angga Cahaya Dewata Garment
1.      Alamat Perusahaan: Jl. By Pass Ngurah Rai 53 Tohpati, Sanur Denpasar Bali
2.      Website Perusahaan: http://dewataoleh2bali.com/
3.      Visi dan Misi Perusahaan:
VISI
·         Pusat Souvenir dan Oleh - Oleh Khas Bali yang TERLENGKAP, TERBESAR dan BERKUALITAS.
MISI
·         Selalu memberikan pelayanan terbaik dan kepuasan dalam berbelanja kepada seluruh pengunjung maupun pelanggan.
·         Memberikan beraneka pilihan produk - produk yang selalu mencitrakan unsur dan nuansa etnik Bali di setiap produk.
·         Kualitas yang terjamin dan harga yang sangat terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

5.      Lembaga- lembaga yang tergabung dalam Anggara Dewata Konfeksi adalah:
a.       Angga Collection bergerak di bidang konveksi.
b.      Dewata Gym bergerak di bidang olahraga.
c.       Dewata Kaos menjual bahan kaos.
d.      Dwix Bordir bergerak di bidang pelayanan baju bordir.
e.       Dewata Oleh-Oleh Khas Bali menjual souvenir oleh-oleh bali.

6.      Struktur Organisasi:
Tidak seperti pada usaha-usaha dagang lainnya yang memiliki stuktur organisasi yang terorganisir, di Angga Dewata Konfeksi tidak memiliki struktur organisasinya. Disini diterapkan pendekatan secara kekeluargaan. Semua pegawai dianggap sebagai satu keluarga. Bapak dan Ibu selalu memberikan kepercayaan penuh kepada pegawainya tanpa ada yang dibanding-bandingkan. Di Angga Dewata Konfeksi tidak memiliki manager disetiap usaha.




BAB III
PEMBAHASAN

1.      Materi Yang Disampaikan

a.      Pt. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk (Cabang Pasuruan)
ICBP berdiri sebagai entitas terpisah pada bulan September 2009 dan tercatat sebagai perusahaan publik di BEI pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui proses restrukturisasi internal Grup CBP dari Indofood, perusahaan induk yang tercatat sebagai perusahaan publik di BEI sejak tahun 1994.
Berbagai kegiatan usaha dan merek yang digunakan untuk produk ICBP telah dikenal sejak lama, dimana beberapa diantaranya merupakan pemimpin pasar. Sejarah dari berbagai kegiatan usaha Perseroan adalah sebagai berikut:
1982 Kegiatan usaha mi instan mulai beroperasi dengan diluncurkannya merek Sarimi. Berbagai merek mi instan lainnnya seperti Indomie, Supermi dan Pop Mie melengkapi portofolio produk ICBP, masing-masing pada tahun 1984, 1986 dan 1988.
1985 Kegiatan usaha nutrisi dan makanan khusus mulai beroperasi dengan Promina sebagai merek pertama yang diluncurkan. Merek SUN diluncurkan di tahun 1989 untuk menjangkau segmen pasar yang berbeda.
1990 Kegiatan usaha makanan ringan dijalankan oleh perusahaan patungan 51:49 dengan Seven-Up Nederland B.V., afiliasi dari PepsiCo Inc. dengan menggunakan tiga merek, yaitu Chitato, Chiki dan JetZ. Cheetos dan Lays, yang masing-masing diluncurkan pada tahun 1992 dan 2005, merupakan merek dengan lisensi dari PepsiCo. Pada tahun 2007, merek Qtela diluncurkan untuk menjangkau pasar makanan ringan tradisional.
1991 Kegiatan usaha penyedap makanan mulai beroperasi dengan produk kecap yang dipasarkan dengan menggunakan dua merek, yaitu Piring Lombok dan Niki Echo. Pada tahun 1992, merek Indofood diluncurkan untuk produk kecap dan produk-produk lainnya, yaitu saus sambal dan bumbu instan. PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (”NICI”) yang didirikan pada tahun 2005, merupakan perusahaan patungan dengan Nestlé SA dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 50%, bertanggung jawab untuk memasarkan produk-produk kuliner. Sedangkan produk sirup Indofood diluncurkan pada tahun 2007.
2005 Kegiatan usaha biskuit mulai beroperasi dengan dua merek: Trenz untuk segmen anak muda dan dewasa, dan Wonderland yang menjangkau segmen keluarga. Pada tahun 2011, merek Bim Bim diluncurkan untuk menjangkau pasar anak-anak.
2008 Kegiatan usaha dairy melengkapi portofolio usaha ICBP dengan diakuisisinya Drayton Pte. Ltd., yang memiliki kepemilikan saham sebesar 68,57% di PT Indolakto, pemain terbesar kedua di industri dairy Indonesia. Indomilk, yang merupakan merek utama PT Indolakto, telah hadir di Indonesia selama lebih dari empat dekade.

Sebagai salah satu produsen mi instan terbesar di dunia, ICBP menawarkan berbagai produk mi instan antara lain bag noodles, cup noodles, mi telur dan bihun instan dengan berbagai merek yang ditujukan kepada berbagai segmen di pasar. Merek-merek utamanya termasuk Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Mi Telor Cap 3 Ayam dan Pop Bihun. Merek-merek utama tersebut merupakan merek-merek yang terkemuka dan sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Dairy Kegiatan usaha dairy, dijalankan oleh PT Indolakto, Anak Perusahaan tidak langsung Perseroan yang merupakan salah satu pemain utama dalam industri dairy di Indonesia. Produk dairy Grup ICBP meliputi susu kental manis, susu cair (susu UHT, susu steril dalam botol dan susu pasteurisasi), susu bubuk dan produk dairy lainnya seperti es krim, minuman yogurt dan mentega. Merek-merek utamanya termasuk Indomilk, Cap Enaak, Indoeskrim, Nice Yogurt dan Orchid Butter.
Penyedap Makanan Perseroan memproduksi berbagai macam produk penyedap makanan seperti kecap, saus sambal, saus tomat, kaldu dan bumbu instan, serta aneka rasa sirup. Merek-merek utamanya termasuk Indofood dan Piring Lombok. Seluruh produk penyedap makanan, kecuali sirup, diproduksi untuk, serta dipasarkan dan dijual melalui PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia, perusahaan patungan antara Perseroan dengan Nestlé SA.
Makanan Ringan Divisi Makanan Ringan, memproduksi makanan ringan moderen dan makanan ringan tradisional yang dikemas secara moderen, termasuk keripik dan extruded snack, serta berbagai biskuit dan sandwich cracker. Merek-merek utamanya adalah Chitato, Qtela , Lays, Cheetos dan Trenz. Kegiatan usaha makanan ringan kecuali biskuit, dijalankan oleh Anak Perusahaan Perseroan, PT Indofood Fritolay Makmur, perusahaan patungan dengan Seven-Up Nederland B.V.
Nutrisi & Makanan Khusus Divisi Nutrisi & Makanan Khusus, memproduksi berbagai macam bubur sereal dan biskuit untuk bayi dan anak-anak, serta produk susu untuk ibu hamil dan menyusui. Merek-merek utamanya adalah Promina dan SUN.
Kemasan Grup ICBP juga memiliki kegiatan usaha kemasan yang memproduksi berbagai kemasan fleksibel dan karton untuk Perseroan, Grup Indofood dan pelanggan lainnya baik di dalam maupun luar negeri. Kegiatan usaha kemasan karton dijalankan oleh Anak Perusahaan Perseroan, PT Surya Rengo Containers. Kegiatan usaha kemasan memiliki peranan penting dalam mata rantai kegiatan usaha Grup ICBP dari pabrik sampai ke pasar dalam menjaga kualitas produk, pengiriman yang tepat waktu dan pasokan yang stabil.
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing(pencampuran),  pressing(pengepresan),  slitting (pembentukan untaian), steaming(pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan),  frying(penggorengan),  cooling (pendinginan) dan packing(pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :
a)      Mixing atau Pencampuran Proses awal dalam pembuatan mie instan adalah pencampuran atau proses mixing. Proses mixingadalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari meterial tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredientyang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35° C
b)      Pressing atau Pengepresan Setelah adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan mengalami  peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll presssehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin 40 yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12-1,18 mm.
c)      Slitting atau Pembentukan Untaian Pembentukan untaian adalah suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie. Jumlah untaian mie yang dihasilkan dapat diatur sesuai dengan jenis mie yang sedang diproduksi. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net,sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.
d)     Steaming atau Pengukusan Proses selanjutnya adalah proses pengukusan untaian mie yang keluar dari slittersecara kontinu dengan menggunakan  steam boxatau mesin yang memiliki tekanan uap cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dangan suhu pemanasan ± 65°C. Tujuan proses pengukusan adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses steamingini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan atau frying.
e)      Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
f)       Frying atau Penggorengan Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie di dalam mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam 41 media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
g)      Cooling atau Pendinginan Proses pendinginan adalah proses pengangkutan mie panas setelah proses penggorengan ke dalam ruangan pendingin mie. Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
h)      Packing atau Pengemasan Proses yang terakhir dalam produksi mie adalah pengemasan atau packing. Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.


b.      Krisna Bali (Cok Konfeksi)
Tak selamanya mereka yang nakal luar biasa saat kecil akan berakhir dalam kegagalan hidup di masa depannya. Namun justru terkadang bila dsatang sebuah kesempatan dan kepercayaan yang dilandasi dengan rasa sadar maka siapapun mereka dengan masa lalu kelamnya akan dapat berubah menjadi sosok yang luar biasa yang siap menyongsong kesuksesan kehidupan barunya. Gusti Ngurah Anom, begitu nama lengkap pria asl Buleleng 5 Maret 1971 ini lahir dan dibesarkan di daerah Tangguwisia, sebuah desa kecil di kecamatan Seririt, kabupaten Buleleng , Bali. Pak Anom lahir dari rahim Made Taman dan menjadi bungsu dari 7 bersaudara yang hidup sangat dekat dengan kemiskinan dalam kebersahajaan keluarga petani.
Tidak seperti kakak – kakaknya yang lainnya, Anom semenjak kecil memang terlihat berbeda, hiperaktif, bandel, agresif, lincah dan berwatak keras, ingin agar setiap permintaanya dikabulkan. Sikap berani dan keras kepalanya semakin menonjol, bahkan pada saat bersekolah di SDN 1 Tangguwisia. Mengabaikan pelajaran sekolah, tidak pernah belajar dirumah ataupun mengerjakan PR, melawan ajaran guru dan menjadi langganan mendapat hukuman di sekolah adalah hal biasa dalam keseharian Anom. Karena perilakunya ini, Anom kecil cenderung dianggap sebagai sumber kenakalan. Walau demikian, Anom selalu dapat naik kelas seperti teman – temannya yang lain, dan mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya sehingga kemudian dapat melanjutkan sekolah di SMPN 1 Seririt. Pada saat hari kelulusan tiba, Anom dinyatakan lulus SMP dan dapat melanjutkan studinya di SMA yang berjarak 3 kilometer dari rumahnya.
Tiba – tiba sang ayah memanggil Anom, dan mengatakan bahwa Anom harus berhenti karena orangtua tidak mampu. Di bebani dengan syarat itu, seketika hati Anom terluka, masa depannya seolah terberangus, Ia marah merasa sebagaiu anak terakhir yang diperlakukan berbeda dari semua saudaranya hingga tega untuk memutuskan kesempatannya bersekolah di SMA. Rasa kecewa menghantamnya, akhirnya Anom pergi dari rumah naik truk menuju Denpasar. Setiba di Denpasar, truk berhenti di sekitar terminal Ubung dan Anom juga turun disana.
Ia melanjutkan perjalanan mengikuti langkah kakinya. Berkilo – kilo berjalan di belantara kota menelusuri jalan yang baru pertama kali dipijaknya tidak membuat gentar hati Anom untuk terus melangkah mengawali petualangan nasib tanpa sanak keluarga. Dalam perjalanan itu rasa haus cukup tuntas dengan hanya minum air sungai yang mengalir di antara pematang sawah yang terlalui. Perut lapar tak dihiraukannya, Anom terus berjalan dan berjalan semakin jauh hinnga sampai kakinya merasa teramat letih dan berhenti tepat di depan gardu Pos SATPAM Hotel Rani di Sanur.
Anom beristirahat sebentar sambil mulai berpikir langkah selanjutnya. Beberapa saat istirahat akhirnya Anom memutuskan untuk menetap dan menumpang sementara di Pos SATPAM itu, matanya mencari – cari apa yang bias dilakukannya untuk menarik perhatian karyawan, petugas atau siapa saja di Hotel Rani hingga Ia dapat memperoleh makanan untuk mengganjal perutnya yang kosong. Dan karena alas an inilan, Anom bangkit dari duduknya dan segera dengan tekun memunggutu sampah dan membersihkan halaman taman di sekitar gardu pos. Tidak banyak yang diharapkan dari Anom, Ia hanya ingin menunjukkan tekad untuk bekerja dan berusaha menujukkan keberadaannya disana bermanfaat dan berguna, hingga bias saja nantinya akan muncul kesempatan terbuka untuknya. Keberuntungan menyertai Anom saat itu, aksi bersih – bersihhya dilihat langsung oleh pemilik Hotel Rani yang kemudian langsung menghampirinya.
Kesempatan ini dimanfaatkan Anom untuk meminta izin agar diperbolehkan menumpang di Pos SATPAM sambil sebelumnya menceritakan ikhwal kisah perantauannya dari Buleleng hingga tiba di Sanur.  Dengan janji ikut menjaga keamanan dan kebersihan di sekitar Pos SATPAM, Anom pun diizinkan menetap di sana. Keesokan paginya, tanpa diperintah dengan sigap Anom telah mencuci bersih mobil pemilik Hotel Rani, laluy diteruskannya pada mobil – mobil para tamu yang ada. Dan khusus untuk mobil para tamu hotel itu, anom meminta imbalan jasa cuci kepada pemilik mobil sebelum mereka berangkat berwisata dengan armada yang bersih.
 Dari kerja mencuci tersebut Anom mulai dapat mengumpulkan uang yang lumayan, paling sedikit Rp.2.500,00 ada dikantongnya. Jumlah yang tergolong besar kala itu mengingat sebungkus nasi dan kopi saja tidak lebih seharga Rp.75,00. maka tak heran bila kemudian Anom merasa betah dan giat melakoni profesi sebagai tukang cuci mobil dari hotel ke hotel di sekitar hotel Rani di Sanur. Hampir 2 tahun sudah kiprah mencuci kendaraan ini dijalani Anom, sampai kemudian Ia harus rela untuk berhenti dari pekerjaan menguntungkan itu hanya karena fisiknya tak mampu lagi bertahan dari serangan rheumatic akut akibat terlalu lama bergumul dengan air.
Sakit dan menganggur, kemudian Anom memutuskan untuk tinggal menumpang di rumah pamannya., seorang pengusaha konfeksi kecil – kecilan yang sempat beberapa kali Ia singgahi beberapa waktu sebelumnya semasa Anom masih tinggal di Pos SATPAM Hotel Rani. Mondar mandirnya Anom ke konfeksi pamannya kala itu disebabkan karena rupanya disana bekerja seorang gadis asal Buleleng teman satu SMP Anom dahulu yang membuat Ia jatuh cinta, bernama Ketut Mastrining. Selama tinggal bersama pamannya, Anom turut membantu segala pekerjaan konfeksi dengan ikhlas meski tanpa upah. Dapat tinggal dan makan serta berdekatan dengan Ketut Mastrining, seorang tukang jahit di konfeksi itu sudah membuat Anom bahagia. Namun walau begitu besar cinta Anom kepada Mastrining, gadis ini selalu menolaknya.
Ia kenal betul siapa Anom, anak yang nakal dan keras kepala sewaktu SMP, suka membredeli buku teman – temannya dan menjadi langganan mendapat hukuman di sekolah, Mastrining tidak yakin bahwa Anom dapat berubah, apalagi terdengar kabar bahwa Anom adalah pemuda lontang – lantung tanpa masa depan. Geram direndahkan begitu, Anom kembali bertekad menunjukkan bukti pada Mastrining bahwa Ia telah berubah dan mampu menjadi sesuatu hingga pantas mendapat cintanya. Dengan semangat itu, Anom memberanikan diri datang menemui Pak Sidharta pemilik Konfeksi Sidharta yang kerap memberi pekerjaan jahitan di konfeksi pamannya. Melihat kesungguhan pemuda yang ingin sekali bekerja, Pak Sidharta memberi kesempatan kepada Anom menjadi pegawainya dengan tugas pertama sebagai karyawan lapangan mengambil dan mengantar keperluan jahitan.
Selama mengabdi di konfeksi Sidharta, Anom diberlakukan sangat baik, sehingga Ia berusaha keras menunjukkan kerja sebaik – baiknya dan belajar banyak hal dari pak Sidharta yang selalu memberikan petuah – petuah untuk memotivasinya. Berkat itulah wawasan Anom perlahan terbuka hingga jauh melampaui kedewasaan pemuda seusianya. Berbekal kepribadian yang matang itu, Anom mengutarakan cintanya pada Ketut Mastrining, Ia meyakinkan bahwa cintanya kelak akan terbuka sebuah masa depan yang pasti. Dan akhirnya Anom pun mengakhiri masa lajangnya dan menikahi Mastrining, lalu memboyongnya di sebuah rumah kontrakan di Jalan Tukad Irawadi sambil memulai usaha konfeksi Sidharta.
Lambat laun usaha konfeksinya berkembang dan mulai menerima order dari pabrik garment, kantor serta hotel – hotel, dimana peningkatan ini mendorongnya pindah ke tempat yang lebih besar di Jalan Pakis Haji, Tanjung Bungkak Denpasar kisaran awal tahun 90-an. Memasuki tahun 1992 dengan tekad untuk melebarkan pangsa pasar dan mendekati pasar umum untuk membangun kesinambungan operasional usaha konfeksinya, maka Anom didukukng istrinya memberanikan diri membuka toko baju kaos di Jalan Nusa Indah Denpasar dan memberikan trade mark usaha konfeksinya dengan nama Cok Konfeksi yang berlokasi tak ajuh dari areal Gedung Art Centre sebagai pusat kegiatan pesta seni dan budaya Bali.
Dengan hak penuh kepemilikan ini, Cok Konfeksi semakin tajam membangun jaringan kerja dan menggali order keberbagai lini pangsa pasar, hingga dalam kurun waktu yang tak terhitung lama, nama Cok Konfeksi telah mampu diperhitungkan sebagai salah satu industri besar di Bali yang menjadi pembuka gerbang kesuksesan pemuda asal Buleleng ini yang kemudian akrab dipanggil dengan sebutan Pak Cok persis seperti nama usaha konfeksi miliknya. Mengawali keberhasilan hidupnya iti, Anom meluruskan hati dengan mawas pada dirinya untuk menunjukkan bakti kepada orang tuanya di desa.
Ia telah menyadari bahwa sesungguhnya dahulu ayahnya bermaksud baik kepadanya dan justru karena itulah apa yang dulu Ia anggap sebagai amarah kini telah berbalik menjadi segunung berkah. Sementara dalam bidang usaha, rupanya industri konfeksinya semakin maju pesat dari athun ke tahun. Saat itulah berkat hasil terkumpul dari kerja keras, ketekunan, kesabaran, kejelian membaca peluang dan didukung sikap dasar kreativitas dan inovasinya, Anom menggagas sebuah ekspansi usaha yang lahir dari ide cerdas untuk memanfaatkan arus wisatawan yang berkunjung ke Bali. Dalam benak Anom tergambar niatan membuat sebuah sentral oleh – oleh khas Bali yang menyediakan semua pernak- pernik khas Bali. Seperti: aneka camilan, kaos anak – anak dan dewasa, batik, tas kreasi, alat musik tradisional, aksesoris pria dan wanita, bedcover, lukisan, kain pantai, laying – laying, kerajinan kayu, alas kaki hingga frame foto, termasuk beragam kaos made in Cok Konfeksi.
 Ide itupun kemudian berhasil terealisai dengan dibukanya sebuah pusat oleh – oleh Bali yang bernama Krisna Oleh – Oleh Khas Bali pada tanggal 16 Mei 2007 di Jalan Nusa Indah No. 77 Denpasar – Bali. Dari sanalah lalu terpikir oleh Anom untuk mulai merintis produksi baju kaos sendiri sebagai cenderamata khas Bali bergambar karikatur didesain unik secara khusus melibatkan para designer terkemuka. Dan benar saja, persis seperti prediksinya, segmen oleh – oleh khususnya berupa baju kaos khas Bali yang dibuat konfeksinya meledak diminati pasar. Melihat banyaknya antusiasme wisatawan yang datang berkunjung dan membeli baju khas karikatur Bali ini membuat Krisna Oleh – Oleh Khas Bali sukses besar dengan penjualan melampaui target yang ditentukan. Disamping itu beragam oleh – oleh khas Bali lainnya yang tersedia lengkap juga tidak kalah menyedot minat para pengunjung.
Karena besarnya minat dan animo masyarakat, Anom bertekad mengembangkan jelajah dagangannya menjadi lebih besar mengikuti perkembangan pasar. Untuk itulah ia lalu menggandeng rekanan pemilik property di kawasan Jalan Nusa Kambanagan Denpasar untuk bekerjasama mendirikan Krisna Oleh – Oleh Khas Bali yang ke dua yang dirancang matang dengan areal parkir yang luas, sarana belanja yang lapang serta berbagai fasilitas kenyamanan berbelanja berikut sebuah rumah makan dikonsep tertata. Menyadari cukup banyaknya minat konsumen dengan produk yang dimiliki Krisna Oleh – Oleh Khas Bali satu di Jalan Nusa Indah dan potensi pasar yang besar, maka kemudian terealisasilah Krisna Oleh – Oleh Khas Bali di Jalan Nusa Kambangan 160 A Denpasar pada tanggal 16 Mei 2008 yang mengawali gaung kesuksesan besar Anom.
Dalam waktu yang relatif singkat, nama Krisna Oleh – Oleh Khas Bali cepat populer, jaringan kerjasama yang dibangun Anom dengan praktisi pariwisata dan komponen pendukungnya seperti biro perjalanan, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan juga para pengemudi jasa angkutan wisata, taxi dan sebagainya dirasa sebagai terobosan jitu semakin mentenarkan nama Krisna Oleh – Oleh Khas Bali sebagai pusat belanja oleh – oleh khas Bali dengan harga murah bermutu yang tidak pernah sepi dari serbuan pengunjung.
Belum berakhir disini, keberhasilan Krisna Oleh – Oleh Khas Bali Nusa Kambangan kembali memacu gairah wirausaha Anom untuk mempersembahkan sebuah mega areal pusat belanja oleh – oleh terbesar di Bali. Benar saja, bermula dari keagresifan dan semangat pantang menyerah akhirnya pada tanggal 16 Mei 2009 diresmikan sebuah imperium dagang mega outlet pusat perbelanjaan Krisna Oleh – Oleh Khas Bali di kawasan Sunset Road Kuta, yang sengaja dibangun untuk memudahkan dan memanjakan para wisatawan untuk berbelanja memperoleh cenderamata khas Bali dengan nyaman, hemat di tempat yang respresentatif dengan keindahan sunsetnya.
Belum juga berakhir sampai disitu, dengan segala ketulusan hati ingin menampung tenaga kerja dan menyalurkan hasil karya pengrajin lebih banyak lagi, Anom memperluas lagi areal Krisna Oleh – Oleh Khas Bali Sunset Road tersebut menjadi dua kali lipat ( seluas 1000 m2 ) sehingga semakin menguatkan gaung Krisna Oleh – Oleh Khas Bali sebagai pusat oleh – oleh terbesar di Pulau Dewata. Terinspirasi dari denyut kehidupan dikawasan Kuta yang tak pernah padam, muncul dinenam Anom untuk mengikuti irama kehidupan.
Tahun 2010 didirikanlah Krisna Oleh – Oleh Khas Bali yang ke empat dengan nama Rama Krisna Oleh – Oleh Khas Bali dengan konsep buka 24 jam non stop. Ini menandakan kehidupan pariwisata Bali yang tidak akan pernah berhenti. Kini di tengah kebesaran industri dagang yang berkibar itu, Anom tidak kehilangan kearifannya, Ia semakin banyak melibatkan diri pada kegiatan sosial dan berada di balik banyak bantuan bagi mereka yang kurang mampu, panti asuhan dan berbagai kegiatan kemasyarakatan. Ia ingin membagi berkah yang telah dititipkan Tuhan kepadanya, menebarkan keseimbangan hidup dengan kebaikan yang tulus sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta yang telah menggariskan perjalanan hidupnya dengan mengubah amarh menjadi limpahan berkah.
Perkembangan sentra oleh-oleh khas Bali di Pulau Dewata itu kini bagai jamur di musim hujan. Salah satunya adalah “Krisna Oleh-oleh Khas Bali” milik I Gusti Ngurah Anom. Krisna merupakan toko oleh-oleh khas di Bali seperti halnya Joger atau beberapa outlet lainnya yang meramaikan pariwisata di Pulau Dewata. Rata-rata kunjungan tamu per hari bisa mencapai lima ribu orang. Bahkan, saat liburan panjang atau akhir pekan bisa sampai sepuluh ribu orang. Boleh dibilang usaha yang dikelola I Gusti Ngurah Anom, akrab dipanggil Pak Cok ini, merajai toko pusat oleh-oleh di Bali.
Selain dipanggil Pak Cok ia juga biasa disapa Ajik. Saat ini ada empat “Krisna Oleh-oleh Khas Bali” yang tersebar di Bali, yakni di: Jl. Nusa Indah No.77 dan Jl. Nusa Kambangan 160A, keduanya di Denpasar; Jl. Sunset Road No.99 di Kuta dan di Jl. Raya Tuban  di dekat Ngurah Rai Airport. Dari keempat toko tersebut yang paling besar dan luas adalah yang di Sunset Road, Kuta. Pusat oleh-oleh ini berdiri 2009 di atas lahan 14.000 meter persegi. Outlet ini merupakan pengembangan dari dua lokasi sebelumnya. Krisna di Jl. Nusa Indah berdiri pada 2007 dan yang di Jl. Nusa Kambangan berdiri 2008. Adapun Krisna yang di Jl. Raya Tuban berdiri 1 November 2010.
Pusat oleh-oleh yang diklaim terbesar di Bali ini menjual aneka oleh-oleh khas Bali mulai makanan khas Bali seperti kacang Bali, kacang matahari, aneka kue, baju kaos khas Bali, sarung Bali, sandal, dan berbagai pernak-pernik khas Bali lainnya. Selain itu tersedia lukisan, perak, patung, dan berbagai suvenir khas Bali. Semua cenderamata yang dijual di “supermarket” oleh-oleh khas Bali ini ditawarkan dengan harga terjangkau. Adapun moto Krisna Ngapain Mahal Kalau Bisa Murah terus berkembang dan semakin populer. Ke depan, kata Cok, Krisna akan mengembangkan pula pusat kuliner dan camilan nusantara. Juga akan ada Krisna Galeri yang khusus menjual aneka karya seni, termasuk lukisan dan patung-patung. "Kelebihan Krisna dibanding pusat oleh-oleh lain di Bali, antara lain: parkir sangat luas, ruang belanja ber-AC, ruang tunggu nyaman, hingga food court dengan menu lengkap. Dan, yang pasti, harganya jauh lebih murah,” ujar Pak Cok berpromosi. Barang-barang yang dijual di Krisna sebagian besar produksi pengrajin kecil asal Bali. "Barang-barang di sini dibuat ratusan pengrajin binaan kami dari seluruh kabupaten di Bali. Kami berharap para pengrajin dapat memasarkan hasil produknya secara kontinu. Jadi ada hubungan saling menguntungkan antara Krisna dengan para pengrajin,” jelas pebisnis muda yang ramah ini.
Tidak Tamat SMA Sukses yang diraih I Gusti Ngurah Anom tidak datang begitu saja. Pria kelahiran di Buleleng, Bali, 5 Maret 1971 dari pasangan petani Gusti Made Raka dan Gusti Made Taman ini sejak kecil merasakan hidup kekurangan. Meski kemauannya untuk belajar tinggi, bungsu dari tujuh bersaudara ini tak menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Suami dari Ketut Mastrining ini sejak kecil dikenal sebagai anak nakal dan usil, selalu berontak atas kondisi yang dihadapinya. Dia marah karena tak menyelesaikan sekolahnya di SMA. "Karena marah dan kecewa waktu itu saya kabur dari rumah. Saya nekat kabur tanpa membawa uang sepeser pun dan berpakaian seadanya,” ceritanya pada eksekutif belum lama ini di ruang kerjanya.
Karena tidak membawa uang sepeser pun, Cok menumpang pada supir truk yang hendak menuju Denpasar. Dia turun di daerah Ubung dan berjalan tak menentu arahnya. “Setelah turun di Ubung saya mencari sungai untuk minum dan membersihkan badan. Kemudian saya berjalan menyusuri sungai. Pertimbangannya, di sepanjang sungai saya tak akan kesulitan mencari air minum atau makanan,” paparnya.
Setelah berjalan kaki selama beberapa hari, Cok akhirnya tiba di sebuah hotel di kawasan Sanur. Di sana Cok bertahan hidup dengan menjadi tukang cuci mobil tamu hotel. Pekerjaan ini dilakoninya selama dua tahun. “Saya tinggal dan tidur di pos satpam hotel. Meski jadi tukang cuci mobil, penghasilannya lumayan. Saya merasa sudah sukses dan kaya waktu itu karena punya banyak uang dari mencuci mobil tamu hotel,” ungkap Cok tentang masa lalunya yang keras. Setelah dijalani selama dua tahun, pekerjaan mencuci mobil akhirnya dihentikan. Ia menderita penyakit reumatik karena setiap hari kedinginan terkena air. Akhirnya Cok bekerja di perusahaan konveksi milik pamannya di Denpasar. Di tempat ini dia mulai belajar menjahit pakaian dan mempelajari seluk beluk usaha konveksi.
Selanjutnya Cok bekerja di konveksi milik seorang pengusaha sukses. Di sini dia menjadi orang kepercayaan karena sifatnya yang rajin dan suka bekerja keras. Setelah menjadi karyawan di konveksi tersebut selama beberapa tahun, Cok memberanikan diri membuka usaha konveksi sendiri, dengan modal awal Rp 30 juta. Pada 2001, usaha yang diberi nama Cok Konveksi berkembang pesat menjadi salah satu usaha konveksi terbesar di Bali. Enam tahun kemudian Cok memperluas jenis usahanya dengan membuka pusat oleh-oleh khas Bali yang diberi nama “Krisna Oleh-oleh Khas Bali”. Usaha itu pun kini sudah berkembang dengan omzet hingga miliran rupiah per bulan untuk masing-masing toko.
Untuk bisa meraih sukses seperti saat ini, Gusti Ngurah Anom mengaku dia harus jujur, bekerja keras dengan turun langsung mengawasi roda usahanya, dan mempunyai strategi bisnis yang variatif. "Tiap hari saya tidur hanya tiga jam. Paling lama empat jam. Sisanya saya gunakan untuk bekerja mengawasi usaha konveksi dan pusat oleh-oleh ini,” ujar Cok seraya mengaku dirinya memang pribadi yang suka bekerja.
Pria yang telah dikarunia empat putra ini membuktikan pendidikan bukanlah satu-satunya cara untuk meraih sukses. Meski hanya sekolah “S-2” (maksudnya SD dan SMP) namun Cok membuktikan, dengan keberanian, ketekunan, dan tekad kuat, seseorang bisa sukses. Kini Cok bisa mempekerjakan 950 karyawan dan menjadi sarana pemasaran untuk para pengrajin dan UKM di Bali. Sanggup menghidupi segitu banyak orang, bahkan hingga ribuan jumlahnya, tak disangkal definisi sukses yang relevan buat masyarakat kita kini.

c.       Angga Cahaya Dewata Garment
AGUNG DARMAYUDA, lahir di manado 10 juni 1966, dari orang tua yang berasal dari gianyar. bapaknya tentara, ibundanya meninggal saat usia AGUNG YUDA umur 5 tahun. Agung Yuda mempunyai saudara 3 orang. dan 1 saudara tiri,dari hasil pernikahan bapaknya yang kedua. Kehidupan yang dialaminya banyak rintangan dan cobaan Agung Yuda lalui dalam hidupnya. Hidup beliau kurang begitu beruntung,  saat seusianya dia harus menerima kenyataan untuk melakukan segala sesuatu sendiri .  sampai akhirnya setelah beliau lulus sma beliau harus memikirkan untuk masa depannya. Karena kondisi waktu itu beliau adalah anak pertama dan beliau harus menjadi panutan untuk adik2nya. Sampai akhirnya beliau memutuskan untuk kuliah sambil kerja.
Karena di waktu kecil beliau bercita-citakan menjadi anggota aparat. Ternyata saat itu keberuntungan tidak ada di pihaknya . Tapi beliau tidak patah semangat. Sampai akhirnya beliau mengikuti tes PNS untuk kesekian kalinya dan akhirnya di terima . beliau bekerja selama 2 minggu sampai akhirnya beliau mendapatkan tugas keluar kota selama  1 tahun .setelah selesai melaksanakan tugas  selama 1 tahun akhirnya beliau kembali ke bali dan bertugas di bali. Saat itulah beliau bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya merasakan jatuh cinta  pada pandangan pertama yang bernama kadek imawati Berhubung gadis itu cucu dari pemilik salah satu kos – kosan  yang di tempati teman beliau. Maka beliau selalu berkunjung ke kos – kosan tersebut.
Sampai akhirnya mereka berpacaran. Saat itu beliau mendapat tantangan dari kedua  orang tua Kadek Imawati, yaitu tidak disetujui hubungan mereka karena pada waktu itu beliau belum mapan. Dari situ beliau berusaha keras dan meyakinkan kalau dia bisa mencukupi kebutuhan mereka kelak. Dan dari situ Kadek Imawati mempunyai inisiatif supaya hubungan mereka di restui  yaitu dengan kuliah sambil bekerja .pada saat itu Kadek Imawati bekerja di salah satu garment yang ada di bali. Kadek Imawati sangat semangat bekerja. Sampai akhirnya sakit tipes dan harus di rawat selama beberapa minggu.
Karena  merasa ambil libur terlalu lama akhirnya dia mempunyai inisiatif untuk bekerja di rumah.  Sambil bekerja sambil menyelesaikan  tugas kuliah .saat itu Kadek Imawati mengajak tetangganya untuk bekerja Bersama dia . karena banyak yang berminat akhirnya kerjaan pun mampu terslesaikan dengan cepat.dari situ kadek imawati memikirkan untuk membuka confeksi. Dan Agung Darma Yudha turut membantu.
Sampai akhirnya mendapatkan hasil yang di rasa cukup untuk membuktikan kalau Agung Darma Yudha bisa memenuhi kebutuhan kadek imawati. Akhirnya mereka di restui untuk menikah dan setahunsetelah pernikahan. mereka di karuniai anak laki – laki .dan mereka terus mengenalkan hasil produksi confeksi mereka kepada teman ke teman. Sampai akhirnya teman – teman mereka suka dan mempercayai hasil – hasil produksi confeksi tersebut.
Dari situ terbukalah pikiran mereka untuk membuka toko yang bernama ANGGA COLLECTION Nama Angga Collection sendiri di ambil dari nama anak pertama  mereka yang bernama Agung Angga Pratama Saat itu demo partai lagi besar – besarnya. Di kesempatan itu dimanfatkanlah  keadaan tersebut  untuk menerima orderan partai. sampai akhirnya mereka mendapatkan orderan kaos partai Dari situlah mereka memikirkan untuk membuat cabang yang berikutnya yaitu dwixbordir Nama dwix bordir sendiri di ambil dari anak kedua mereka yang bernama Agung Dwix  Cahayana.
Karena agung darmayudha gemar fitness  .dari situ terpikirlah di benak Kadek Imawati untuk membukakan usaha Gym untuk suaminya Yang sampai akhirnya keinginan itu terwujud dan terbukalah Gym yang di beri nama Dewata Gym Saat bom bali 2002 yang lainnya menutup usaha tetapi kadek imawati memberanikan diri untuk membuka usaha menjual kain yang di beri nama dewata kain yang terletak di Jl. Teuku Umar Karena permintaan kain pada waktu itu cukup tinggi. Setelah sukses membuka toko kain tidak membuat kadek imawati puas dan menikmati hasil jerih payah mereka. Di benaknya terpikirlah usaha apa yang sekiranya dapat membantu nama bali menjadi lebih di kenal lagi.sampai akhirnya kadek imawati di perkenalkan oleh salah satu orang yang berniat menjual rumah yang letaknya strategis untuk membuka usaha.

Dan terpilihlah gedung tersebut. untuk di buka oleh – oleh khas bali yang di beri nama dewata oleh – oleh khas bali yang di dirikan pada tanggal 30 Maret 2010. Yang berdiri kokoh dan di kenal sampai sekarang Berkat kegigihan dan kerja keras mereka nama dewata group sanggup berdiri sampai sekarang. Karena kritik dan saran dari teman – teman pada tanggal bulan tahun 2012 di bukalah RUMAH PRODUKSI DEWATA KAOS BALI yang bertujuan untuk menerima kunjungan industry Dari situlah bisa di ambil kesimpulan bahwa roda terus berputar .tidak selamanya dibawah jika mau berusaha keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar